Rabu, 03 Februari 2010

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN MOLAHIDATIDOSA

Oleh Yektiningtyastuti, S.Kp, M.Kep, Sp. Mat

Pengertian

· Mola hidatidosa adalah kehamilan yang abnormal di mana hampir seluruh villi choriales mengalami degenerasi hidrofik. Istilah awam “hamil anggur”

· Terjadi degenerasi hidrofik dari jaringan trofoblas pada usia kehamilan muda

· Kadar ß-hCG meningkat sangat tinggi, menyebabkan timbul gejala-gejala kehamilan muda yang berlebihan.

Pembagian

1. Mola hidatidosa klasik / komplet

Tidak terdapat janin atau bagian tubuh janin. Cirri histologik : ada gambaran proliferasi trofoblast, degenerasi hidrofik villi khoriales dan berkurangnya vaskularisasi / kapiler dalam stroma. Sering disertai pembentukan kista lutein (25 – 30 %)

2. Mola hidatidosa parsial / inkomplet

Terdapat janin atau bagian tubuh janian. Ciri histologik : terdapat jaringan placenta yang sehat dan fetus. Gambaran edema villi hanya fokal dan proliferasi trofoblas hanya ringan dan terbats pada lapisan sinssitiotrofoblas. Perkembangan janin terhambat akibat kelainan kromosom dan umumnya mati pada trimester I.

Gejala

1. perdarahan : karena tekanan mola pada dinding uteri

2. gejala kehamilan muda berlebih : hiperemesis, hipertiroid, pre-eklampsia dan anemia

Patogenesis

ß-hCG meningkat

à aktivitas ovarium meningkat (ovarium kistik)

à estrogen tinggi

à efek hipertiroidisme dan aktivitas ß-hCG yang tinggi

Kelompok resiko tinggi

· kehamilan pada usia kurang dari 20 tahun

· sosio-ekonomi kurang

· jumlah paritas tinggi

· riwayat kehamilan mola sebelumnya

Diagnostik Mola hidatidosa

· Anamnesis : ada kehamilan disertai gejala dan tanda kehamilan muda yang berlebihan, perdarahan pervaginam berulang cenderung berwarna coklat dan kadang bergelembung seperti busa.

· Pemeriksaan fisik : pada mola kistik, uterus membesar melebihi ukuran usia kehamilan yang sesuai, tidak teraba bagian janin, tidak ada DJJ. Uji batang sonde tidak ada tahanan massa konsepsi. Pada mola parsial, gejala seperti missed abortion, uterus lebih kecil dari kehamilan.

· Pemeriksaan penunjang : jika memungkinkan periksa ß-hCG kuantitatif dan USG. USG tampak gambarn seperti badai salju . Foto thorax dan pemeriksaan kadar T3 dan T4 dianjurkan.

· Pemeriksaan ß-hCG

Prinsip Penanganan

1. Perhatikan sindroma yang mengancam fungsi vital (depresi nafas, hipertyroid / tirotoksikosis, dsb), siap resusitasi bila keadaan umu pasien buruk.

2. Evakuasi jaringan mola : dilatasi kuretase dengan hisap (suction) dan kuret tajam. Suction dapat menghilangkan sebagian besar massa mola, sisanya dibersihkan dengan kuret. Dapat juga dilakukan induksi. Pada waktu evakuasi diberikan oksitosin untuk merangsang kontraksi uterus dan mencegah refluks cairan mola ke arah tuba.

3. Pada wanita yang tidak menginginkan anak lagi dapat dianjurkan histerektomi

4. Follow up : kontrol terhadap progresifitas menjadi penyakit trofoblas ganas (PTG / koriokarsinoma)

5. Profilaksis terhadap keganasan dengan sitostatika, terutama pada kelompok resiko dengan keganasan tinggi.

Pengamatan lanjut pada evakuasi mola

1. Pemeriksaan ginekologik dan ß-hCG kuantitatif rutin tiap 2 minggu pasca evakuasi sampai remisi, sesudah remisi tetap teratur tiap 3 bulan selama 1 tahun.

2. Foto thorax pada awal therapy diulang bila kadar ß-hCG menetap atau meningkat

3. Kontrasepsi hormonal aman selama 1 tahun pasca remisi. Sebaiknya menggunakan preparat progesterone oral selama 2 tahun.

4. Penyuluhan pada pasien akan kemungkinan keganasan.

ASUHAN KEPERAWATAN

Masalah 1 : Risiko terhadap defisit volume cairan y.b.d. perdarahan >>

Tujuan :

· Tanda-tanda perdarahan teridentifikasi

Intervensi :

· Kaji perdarahan pervaginam klien setiap 30 menit atau sesuai keadaan klien

· Tanyakan dan catat kejadian dan jumlah perdarahan pervaginam sebelum dirawat di rumah sakit, apakah ditemukan perdarahan yang disertai dengan jaringan.

· Monitor perdarahan pervaginam :

o Warrna

o Jumlah (softex yang digunakan dalam sehari)

o Konsistensi (darah encer, clots, stolsel)

· Monitor TTV

Masalah 2 : Risiko infeksi y.b.d perdarahan uterus, peradangan, iritasi atau invasi

Tujuan :

· Ditemukannya tanda-tanda infeksi sejak dini

Intervensi :

· Kaji tanda-tanda infeksi yang mungkin ditemukan :

o Demam, pirexia

o Sakit kepala

o Anoreksia

o Tercium bau busuk, discharge vaginal yang purulent

o Nyeri daerah pinggang belekang atau abdomen

o Malaise, letargi

o Peningkatan leukosit

· Berikan antibiotika sesuai program

Masalah 3 : Risiko terhadap injury maternal y.b.d pembesaran uterus dengan cepat dan kehilangan darah >>

Tujuan :

· Injury maternal dapat diminimalkan

Intervensi :

· Beritahu penyakit, penyebab, risiko yang akan terjadi serta tindakan yang harus dilakukan

· Siapkan klien untuk pembedahan

Masalah 4 : Risiko terhadap penyakit keganasan (PTG)

Tujuan :

· Monitor perubahan ke arah maligna (keganasan)

Intervensi :

· Kaji kadar ß-hCG sampai dengan 1 tahun setelah didiagnosa molahidatidosa

· Kaji tanda-tanda fisik yang mengikuti peningkatan kadar ß-hCG :

o Cachexia, kehilangan BB, kelemahan, pirexia

o Adanya nodul yang berdarah di vulva atau vagina

o Teraba massa di abdomen atau tenderness

o Jaundice, asites, edema

o Nyeri tulang dan immobility

o Perubahan warna kulit

· Berikan obat anti kanker sesuai program dokter

Masalah 5 : Berduka disfungsional y.b.d. kehilangan janin dan penatalaksanaan post operasi

Tujuan :

· Mengurangi rasa berduka

Intervensi :

· Terima respon verbal dan non verbal klien terhadap kehilangan bayi yang dialaminya

· Diskusikan tentang prognosis kehamilan selanjutnya (Jika kadar ß-hCG selama 1 tahun normal, kemungkinan terjadinya mola kembali sangat kecil, 2 %)